Rabu, 18 Februari 2009

my experience

This is story of my experience when i become "suddenly teacher" at SDN Batulaccu at first day ,I started teaching on february 3 2009
on that day;the rain down pouron that afternoon so there is flood in front of school area and make me fold my trouser up on my knee to cross
that area and arrived at that school.After me and my students entranced the class,we introduced ourself each other in order to make
the learning process become easily.there is just thirteen students attended the class today maybe because the rain still down.At generally the learning process worked as i hoped,i could handle my students
and directed their focus or concentration on our subject that day,Mathematics.Some of my students so entusiastic f ollow this subject but
some of them still shy to speak out of their answer when i asked them.But the class goes crowded when i started to give
give them free free voucher to learn made handicraft at Honobono,there is no more shy,everyone want to answer the question.The end of class every student look happy
because some got free voucher,but the other look dissapointed because they dont received the voucher and i said " you can try to get that voucher in other class meeting so Keep study...Ok"




On my second day at february 5 2009,i started to teach english lesson,the day look so clear i after got key from school keeper i try to
unloc the class but i got serious trouble because,the class cannot unlock after fifteen minutes, i tried but it is still locked at all.
so we decide to study out door on the carpet ,under the tree.in the school yard.That day we study about family tree,eventough we study out of the class,the class is look so happy.every students red their
family tree but some of them had laughed at their friends because the name of their grandfather or grandmother name's beause the sounds heard weired.there is
new face i saw on the class.Now there is happy face because the students who yet got free voucher last meeting, that day their received that free voucher
the class closed with singing together.the class so happy that day so am i.The class finished at 5.30 P.M.

Senin, 02 Februari 2009

Aku cemburu pada mereka



31 Januari 2009
By : Eka “Besse” Wulandari

Hujan
Ya, hujan di sana, di sini
Tapi bukan air mata yang kumaksud
Ini hujan sungguhan
Mengiringi langkahku yang menyaksikan aku kan belajar

Banjir
Ya, banjir tak lepas dari bayangku
Tapi bukan bencana maksudku
Ini banjir sungguhan
Menggenangi mata kaki ku
Sebentar lagi aku kan bermain

Ujung Januari
Setidaknya, aku masih bisa berbagi
Setidaknya masih ada yang bisa kubagi
Yang kubagi tak membuatku kekurangan
Bahkan menjadikanku bertambah

Tawa anak-anak ini
Lepas
Bening
Tulus
Putih

Tak kan ada beban yang kau rasa
Segalanya hilang
Saat ketulusanmu
Mereka bayar dengan senyum itu
Sebab tawa dan senyum mereka
Adalah guru besar
Yang tak kau dapat di bangku, yang kau duduki saat ini

Anak-anak itu,
Seolah berbisik
“kau pasti cemburu padaku yang masih kecil, kau pasti ingin kembali menjadi anak sepertiku”

Pasti
Ya, pasti

Belajar metode mengajar dari pelajar



              Kesempatan tidak datang dua kali dan itu yang membuat saya tidak pikir panjang ketika diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari program cerdas bersama HONOBONO. Program paket belajar yang untuk pertama kali di lakukan di SD Negeri Batu Laccu. Program ini merupakan kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh voulunter HONOBONO kepada adik-adik yang bersekolah di SD Negeri Batu Laccu. Saya dan teman-teman voulunter lainnya bertugas sebagai pengajar untuk beberapa mata pelajaran yakni matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Jepang.

              Saya diamanahkan untuk mengajar mata pelajaran matematika sesuai jadwal yang telah diberikan. Tepat pada tanggal 20 Januari 2009 untuk pertama kalinya saya berinteraksi dengan adik-adik di SD Negeri Batu Laccu megajarkan sedikit pengetahuan saya tentang Matematika kelas VI. Layaknya seorang guru baru saya berusaha beradaptasi dengan mereka. Awalnya saya sempat bingung menghadapi mereka karena suasana kelas yang gaduh tapi berselang beberapa waktu mereka mulai tampak serius mengikuti pelajaran matematika yang saya bawakan. Jujur, saya sangat terkejut melihat kemampuan mereka dalam mata pelajaran matematika. Sebenarnya sebelum memasuki ruang kelas, saya berpikir keras tentang metode yang akan saya gunakan supaya mereka cepat mengerti tapi ternyata setelah di dalam kelas mereka sangat antusias dan mudah memahami pelajarannya. Saya percaya kalau sebahagian besar dari mereka memang pada dasarnya telah menguasai materi tersebut sehingga tidak sulit untuk saya melakukan transfer pengetahuan kepada mereka. Melihat kondisi kelas yang seperti itu, saya lebih banyak mengawal adik-adik yang belum memahami materi dengan baik sementara untuk yang sudah paham saya memberi tugas menjawab soal-soal pada modul yang pada akhir pertemuan kami bahas bersama.

             Banyak hal yang membuat saya kagum hari itu. Walaupun mereka awalnya ribut dan tidak sabar namun mereka punya semangat besar untuk belajar. Satu hal lagi, pada saat waktu belajar selesai mereka berbaris dan satu persatu menjabat tangan saya sebagai tanda terima kasih dan hormat mereka. Terucap harapan, semoga adik-adik sukses di masa yang akan datang. Terima Kasih...

Saya DEVI AHRIANI untuk Honobono Indonesia